Minggu, 18 Mei 2008

Seharian di Margo City (Hampir Sial dan Uji Nyali Anak)


Mengajak anak dan istri untuk sekedar berjalan-jalan di hari libur adalah salah satu hobby saya akhir-akhir ini. Aktivitas ini menjadi semacam obat penyegar rohani bagi saya setelah menjalani rutinitas kerja yang cukup menyita waktu dan melelahkan. Akhirnya setelah menimbang jarak tempuh dan lokasi tujuan yang tidak terlalu jauh dari rumah tinggalku, akhirnya di Minggu pagi, 18 Mei 2008 saya memutuskan untuk mengajak anak dan istriku untuk mengunjungi sebuah Mall baru yang saat ini menjadi icon penting bagi sebagian besar warga Depok yaitu Margo City. Mal ini berhadapan 'head to head' dengan Mal besar terkenal lainnya di kota Depok yaitu Depok Town Square(Detos). Cuman sayang keberadaan 2 Mal ini tidak didukung dengan adanya jembatan penyeberangan yang bisa memudahkan pengunjung untuk mengakses kedua Mal tersebut dari dua arah jalan. Saat ini jika pengunjung mau berpindah lokasi kunjungan masih harus bergerilya di tengah padatnya arus lalu lintas dua arah di jalan Margonda Raya Depok.

Dengan pertimbangan kemudahan dan luas lahan parkir kendaraan, akhirnya kami memutuskan untuk memarkir kendaraan kami di Margo City. Singkat cerita akhirnya kami pun dengan nyaman menjelajahi setiap sudut Mal itu yang ternyata cukup luas juga. Seperti biasa Game Center adalah lokasi utama yang tidak bisa dilewatkan kedua anak saya. Sebagai orang tua saya 'nrimo' aja dengan keinginan mereka, sekalian icip-icip dikit..maklum jaman Bapa-nya kecil dulu, mana ada maenan kaya gitu..hahahaha...Tak ada yang sesuatu aneh dengan Mal ini bahkan secara sepintas suasananya mirip dengan Citos (Cilandak Town Square).

Hampir Sial
Ketika waktu menjelang jam tengah hari, ada satu kebutuhan jasmani hakiki yang biasanya muncul di jam-jam tersebut. Apalagi kalo bukan urusan 'perut' yang sudah saatnya minta di re-charge ulang. Kami pun memutuskan untuk turun ke lantai yang lebih bawah untuk mencari tempat makan dengan menggunakan eskalator. Sesaat turun dari eskalator di lantai dasar Margo City, istri saya dihampiri seorang pramuniaga pria muda yang sopan, yang lantas memberikan sebuah hadiah sebotol pembersih kaca. Dengan segala bujuk rayu yang awalnya tidak kita tanggapin dengan serius, akhirnya kami mau juga menyempatkan diri untuk menyimak demo produk mereka yang berupa kompor listrik ber merk Aowa yang konon katanya digunakan oleh Rudi Haerudin pada acara 'Foody with Rudi' . Didorong rasa lapar yang mulai menyerang, sebetulnya saya ingin segera meninggalkan tempat itu, apalagi melihat produk yang di-demo-kan ! (bagian mana sih dari kompor yang menarik bagi laki-laki..hehehehe..!). Namun ketika melihat betapa antusiasnya istri saya melihat kecanggihan kompor listrik itu, akhirnya saya pun mengalah !

Ketika selesai mendemokan produknya si pramuniaga tersebut kemudian menyuruh kami untuk menebak harga kompor tersebut dan jika tepat jawabannya akan di berikan bonus bell pintu wireless. Si Pramuniaga tersebut memberikan range harga antara 2 sampai 10 juta rupiah. Istri saya menjawab harganya sekitar 2,3 juta sedangkan saya menebak harga-nya 3,5 juta rupiah. Kemudian dia bilang kurang tepat tapi masih ada bonus tambahan dengan mencabut undian secara langsung. Dari 3 amplop undian yang disodorkan, saya mengambil satu pada bagian paling kanan dengan setelah dibuka isi-nya 'Silahkan coba lagi..!' Pada kesempatan berikutnya istri menyuruh anak saya yang paling besar untuk mengambil amplop undian lagi, dan setelah dibuka...ahaaa..ternyata kami mendapatkan hadiah kompor listrik tersebut yang kata si pramuniaga tadi berharga Rp.8,2 juta rupiah. Siapa sih orangnya yang tidak akan antusias ketika menerima hadiah semahal itu, namun sesaat hati kecil saya bertanya-tanya..'kok bisa semudah itu sih..??!!..'

Beberapa rekan si pramuniaga tersebut secara spontan merubung kami dan mengucapkan selamat kepada saya dan istri saya, kemudian dengan gaya yang atraktif si pramuniaga itu tersebut menghubungi via telepon ke seseorang yang diakui sebagai atasannya. Melalui telepon itu istri saya diajak berbicara cukup lama dengan seseorang yang bernama Antonius, sayang saya tidak bisa menyimak dengan jelas isi pembicaraan antara istri saya dengan orang yang bernama Antonius itu. Namun melihat roman muka istri saya yang sangat 'excited' sekali, akhirnya saya pun ikut larut juga dengan kegembiraan istri saya itu. Kemudian kami diajak duduk kembali dan ditawari berbagai produk dan kesediaan untuk di foto sebagai pemenang kompor listrik. Pada akhirnya si pramuniaga tersebut menyuruh kami untuk membeli salah satu produk mereka sebagai salah satu syarat pengambilan hadiah, dan salah satu barang yang harus kami beli yaitu sebuah Pressure Cooker dengan harga Rp.4.980.000,-. Gilaaaaa...jika barang tersebut itu adalah sebuah microwave mungkin harga itu tidak akan membuat saya terperangah, namun jika harga itu untuk sebuah Cooker...??? (Setahu saya sebuah cooker yang canggih sekalipun harga-nya paling banter berkisar Rp. 850.000,-). Sedikit timbul rasa curiga di benak saya, namun saya diamkan karena tidak ingin menyinggung perasaan istri saya yang sedang gembira.

Tapi rupanya perasaan curiga ini, sama dirasakan oleh istri saya juga. Karena setelah ngalor ngidul selama satu jam lebih ditempat itu, pada intinya kami tidak dapat mengambil hadiah kompor listrik canggih itu, kalau tidak membeli salah satu produk mereka yang kisaran harga-nya diatas 5 juta. Coba anda bayangkan sendiri betapa gila harga yang mereka tawarkan untuk sebuah vacum cleaner senilai Rp. 5.980.000,-. Dengan manisnya mereka juga menawarkan discount jika belanja menggunakan kartu kredit atau kartu debit ber-logo Visa. Tapi karena memang dari awal kami tidak tertarik untuk membeli satu pun produk yang mereka jual, disamping itu dengan bertambah besarnya rasa curiga terhadap harga selangit yang mereka tawarkan, akhirnya kami pun segera angkat kaki dari tempat itu sebelum terpedaya lebih jauh. Dengan melupakan harapan memperoleh hadiah kompor induksi listirk seharga Rp. 8,2 juta rupiah..!!!??!!.

Kurang beruntung juga kami pada hari itu, karena harus menunda rasa lapar selama hampir dua jam hanya untuk mengikuti strategi penjualan 'sialan' mereka yang cukup rapih itu. Namun ada hal yang patut disyukuri dari kejadian itu, yaitu kami jadi lebih waspada jika menerima bujuk rayu dari pramuniaga 'sialan' di tempat-tempat umum lainnya.

Walau sebetulnya saya lihat banyak cafe dan tempat makan yang keliatannya cukup 'cozy' di lantai dasar Margo City ini, namun karena letaknya tidak jauh dari lokasi 'sial' itu. Bisa rusak selera makan kami, jika pada saat makan sambil melihat tingkah polah mereka yang telah berupaya memperdaya kami. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat makan di Detos saja, walau sebelumnya kami harus berjuang menahan panas dan harus bergerilya di tengah padatnya arus lalu lintas di jalan Margoda Raya. Beruntung juga akhirnya kami memperoleh tempat makan yang cukup nyaman dan anak-anak pun cukup menyukai tempat itu.

Uji Nyali Anak
Pada saat melintasi area antara Margo City dan Detos saya melihat suatu lokasi menarik yang berada tepat di samping kanan depan Margo City. Karena berada di lokasi alam terbuka, saya sengaja mengatur agar bisa masuk ke lokasi itu pada saat matahari sudah tidak terlalu terik. Di lokasi ini kita bisa menemukan wahana bermain yang sebetulnya cukup ekstrim. Wahana tersebut antara lain untuk olahraga Skateboard, Basket on the Cage, Wall Climbing, Flying Fox, dan Mini Moto Trail Rider.

Ada maksud tertentu yang hendak saya ujikan kepada dua anak saya kali ini. Maklum sebagai anak yang lahir di kota besar, kedua-nya saya nilai masih kurang mendapatkan tantangan atau setidaknya uji nyali yang berguna dalam memperkuat mental mereka. Berbeda sekali dengan 'Bapak-nya' yang notabene lahir sebagai anak kampung yang terbiasa mendapat tantangan uji nyali dari alam sekitar. Tentu bagi anak kampung bukan hal aneh lagi jika harus bergelayutan di pohon yang tinggi, atau harus berenang di arus sungai yang deras. Pokok-nya bagi anak kampung tantangan uji nyalinya lebih ril tanpa rekayasa, dan jauh lebih ekstrim.

Kepada kedua anak saya saya tawarkan dua permainan yang salah satunya cukup ekstrim, yaitu bermain Flying Fox dan naik motor mini trail mengelilingi tempat itu. Sebetulnya saya berharap agar si Sulung mau bermain di dua permainan tersebut, namun justru saya dibuat terkejut dengan keberanian si bungsu yang dengan tegas mengatakan berani bermain di dua permainan tersebut. Beda dengan si sulung yang hanya berani bermain mini trail mengelilingi lokasi tersebut. Seketika istri saya sedikit memprotes tantangan saya ini, maklum si bungsu ini baru genap berusia 4 tahun di bulan pebruari lalu. Tapi setelah melihat tekad si bungsu yang tetap gigih dan berani menerima tantangan, akhirnya istri saya merelakan si bungsu beraksi. (Perlu diketahui bahwa permainan fying fox ini cukup menantang juga, karena si anak harus meluncur di tali sambil tergantung dari tempat setinggi kurang lebih 10 meter ke tempat lain yang lebih rendah sejauh kurang lebih 300 meter). Saya yakin orang dewasa sekalipun belum tentu semuanya mau mencoba permainan ini.
Ini dia aksi si bungsu :
Bravo nak..! Nilai sempurna untukmu atas uji nyali kali ini.. .Papa salut..deh..!! Aksi si bungsu berikutnya pun tambah berani. Jika saja dia sudah bisa mengendarai sepeda, saya yakin dia mau mengendarai sepeda motor trail mini sendirian. Buat si Aa masih ada PR nak..!, lain kali jangan pernah takut sama ketinggian lagi ya..nak..!!











0 komentar: