Ketika menonton acara Kick Andy edisi kamis, 6 maret 2008 tentang acara pendidikan anak, benak saya terbawa kemasa kecil saya. Ketika unyil menjadi tontonan hari minggu dan lagu-lagu anak mengisi sore dan pagi hari.
Jika ditelaah lagi lebih lanjut, muatan-muatan yang terkandung dalam acara yang sederhana tersebut mengandung banyak aspek yang menjadikan konsumenya menjadi seseorang pada saat ini. Sebagai contoh bagaimana berbicaranya seorang Unyil mengenai Pancasila dan warga negara yang menjadikan jiwa nasionalis telah dicekoki kepada para anak-anak pada masa itu. Ataupun bagaimana nyanyian "Susan dan Ria Enes" yang berbicara mengenai masalah cita-cita.
Mungkin hal ini menjadi barang langka pada industri media pada masa kini. Maka jangan heran jika kita sering mendengar anak-anak menyanyikan lagu "Ketahuan", "Teman Tapi Mesra", dll.
Jika kita berbicara lebih lanjut lagi, kita bisa mampelajari labih dalam dari acara tersebut.
1. Bagaimana kita berfikir secara konsumen, dan melihat konsumen kita dengan jelas. Hal ini dapat kita lihat dengan gaya bahasa yang disampaikan, dan dengan gaya bahasa seperti itulah pesan-pesan moral yang berat sekalipun dapat dengan mudah masuk kedalam pikiran penonton.
1. Bagaimana kita berfikir secara konsumen, dan melihat konsumen kita dengan jelas. Hal ini dapat kita lihat dengan gaya bahasa yang disampaikan, dan dengan gaya bahasa seperti itulah pesan-pesan moral yang berat sekalipun dapat dengan mudah masuk kedalam pikiran penonton.
2. Secara kreatif pada masa itu baik disadari atau tidak, tokoh-tokoh yang ada pada acara boneka Unyil memiliki brand secara individu. Sebagai contoh, istilah "Pak Ogah" yang disinetron Unyil diibaratkan pada "Polisi Cepe/ Polisi Ogah" pada masa kini.
Memang zaman telah berubah. Tapi nilai-nilai tersebut bukan berarti hilang dimakan zaman, mungkin suatu saat nanti akan ada lagi produk kreatif dan edukatif buatan indonesia yang dapat disandingkan dengan "Unyil" ataupun "Susan" yang tanpa menghilangkan jiwa nasionalis Indonesia.
Kita Tunggu saja.
3 komentar:
Setiap karya (sastra) pasti memuat nilai-nilai kehidupan yang universal dan bersifat abadi. Kemasan cerita hanya sebagai media penyampaian pada zamannya, sehingga amanat/pesan moral itu bisa nyampai. Saya juga suka dengan cara penyampaian pesannya, sederhana namun mantap.
Bagi saya teramat sulit menyampaikan sesuatu yang 'tersirat' agar menjadi sesuatu yang 'tersurat'. Terima kasih atas komentarnya.
> Artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://infogue.com
http://infogue.com/pendidikan/pendidikan_cap_unyil/
Posting Komentar